Kh. Hasyim Muzadi


Empat hari ini, tenggorokan saya radang. Sakit sekali kalau makan. Jangankan makan, nelan ludah saja butuh perjuangan.

Kemarin nyerinya sempat berkurang setelah menelan beberapa butir obat dan vitamin dari klinik kampus. Demam saya juga hilang. Jadilah semalam selepas hujan reda, pukul sembilan, saya ngacir ke bakul sate madura di ujung jalan H. Amat. Bosan juga makan bubur ayam terus.

Saat melintasi pondok Al-Hikam, karangan bunga yg memamerkan nama orang2 besar dan instansi2 terkemuka berjejer di kiri kanan jalan. Saya perhatikan lebih cermat, ternyata ucapan bela sungkawa untuk Kh. Hasyim Muzadi.

Pemakamannya sore tadi, tapi lorong masih terasa lebih ramai dari biasanya. Melihat karangan bunga yg berbaris berkilo-kilo meter, saya baru ngeh, beliau orang yg sangat penting. Hadeh, kemana aja sih neng?

Leave a comment

Desi Mandarini

HPI-Certified English-Indonesian Translator | Professional Conference Interpreter | Localization Professional

LIFE

NEVER RIGHT NEVER WRONG

LAMFARO

ENGLISH TO INDONESIAN TRANSLATOR

Dewi Nur Aisyah

Sejernih cita, Sebening asa, Merajut cerita

Adhika Irlang

mengamati, menyimak, meramu, menyampaikan

belajar sepanjang hayat

belajar dan berbagi

ejiebelula

Trust is loyalty, patience is the lesson of waiting. Let's packing and start the journey with a smile :)

iamshalina.com

A breath of fresh perspective

Kiky Edward

Scholarship is for everyone

embahnyutz

Jejak Langkah

Rak Buku Femmy

Buku, buku, buku, dan lain-lain

an afterthought

rabbana ma khalaqta hadza bathila

Fadhil Azman's

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Writing With an Accent

-- DIARY OF A RUSSIAN IMMIGRANT